Khutbah Pertama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ اَكْبَرْ (٩×) الله أكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله الله أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلله الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صل وسلم وبارك عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ باحسان اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ- فَيَاعِبَادَ اللهِ - اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ العزيز: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ - صدق الله العظيم:
Ma’asyiral Muslimin Jama'ah Idul Fitri Rahimakumullah
Hari ini hari yang baik. Kita bersyukur masih diberikan nafas oleh Allah Swt, sehingga ikut merasakan kebaikannya.
Sejak tadi malam di mana-mana dikuman-dangkan Takbir, Tasbih, Tahmid dan Tahlil sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT setelah menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini sebagaimana diajarkan oleh Allah SWT:
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ” (QS. Al-Baqarah: 185)Takbir adalah pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT. Di dalam Takbir harus kita sadari, bahwa selain Allah SAW semuanya kecil, kita semua kecil dihadapan Allah. Segala pangkat, jabatan, kedudukan, kekayaan, serta kelebihan-kelebihan lain, semuanya kecil. Karena semua yang melekat pada kita adalah dari Allah. Jika Allah berkehendak untuk mengambilnya semua akan hilang dalam sekejap.
Karena itulah tidak patut rasanya untuk kita bangga-banggakan, lebih-lebih kita menjadi Sombong, Ujub, Takabbur, merasa besar dengan semua kelebihan itu.
Kalimat Takbir diiring Tasbih, dan Tahlil. Tasbih lafadh “Subhaanallah” yang artinya Maha Suci Allah. Allah maha Suci dari segala sifat-sifat lemah, cacat, dan kurang. Sementara Tahlil kita ulang-ulang untuk memperkokoh keimanan dan ketauhidan kita. Kalimat tahlil “laailaaha illa Allah” tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah, hanya kepada-Nya kita beribadah, hanya kepada-Nya kita bergantung, hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan dan perlindungan. Karena itulah kita ikrarkan selalu “
اِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Artinya : “ Hanya kepada Engkaulah (Ya Allah) kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan “.Lalu kita mengucapkan Tahmid, sebagai pujian untuk Allah yang mempunyai sifat Al-Rahman yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hamba-Nya dan ungkapan syukur atas semua nikmat yang diberikan oleh Allah pada kita yang banyak sekali sehingga sering kali tidak kita sadari.
الله أكْبَرُ وَلله الْحَمْدُ
Hari ini kita benar-benar berpisah dengan Ramadhan, tentu bagi orang-orang yang beriman, tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Alhamdulillah kita semua telah menyelesaikan Ibadah Ramadhan sebulan penuh, mudah-mudahan amal yang kita kerjakan diterima oleh Allah SWT.Ramadhan adalah bulan yang istimewa, bulan yang penuh berkah. Bulan yang didalamnya tersedia segala fasilitas khusus, yang kesemuanya bermuara untuk memotivasi manusia agar menjadi manusia yang bertaqwa manusia yang mulia.
Manusia pada dasarnya tercipta sebagai makhluk yang dimulyakan oleh Allah. Di dalam Al-Qur’an Allah menyatakan:
وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ
Artinya : “ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam “. (QS. Al-Isra’: 70)Namun seiring dengan perjalanan waktu, kemulyaan itu lambat-laun sirna, terkikis oleh dosa-dosa yang diperbuat manusia. Dosa akibat perilakunya yang terdorong oleh hawa nafsu sehingga melanggar ketentuan Syari’at Allah.
Hawa nafsu sering kali menggiring manusia untuk berbuat melampaui batas, mengambil hak orang lain yang bukan haknya, berbuat mendzolimi orang lain, bahkan mendzolimi diri sendiri, menyalahgunakan amanah, merusak lingkungan hidup dan menerjang larangan Allah dan Rasul-Nya.
Hawa nafsu sering kali juga melahirkan akhlak tercela seperti Iri, Dengki atau Hasud, Namimah, Sombong, Egois, merasa paling benar, dan paling berjasa, mudah tersinggung, dan berat memaafkan orang lain. Bahkan hawa nafsu bisa mengotori kualitas ibadah kita karena diselimuti sifat Riya’, Ujub, merasa paling baik dan meremehkan orang lain.
Sifat dengki sering kali menjadi pangkal dari akhlak buruk lainnya. Karena didorong oleh dengki, seseorang memfitnah orang lain, membuat kebohongan dengan mengarang cerita palsu untuk menjatuhkan orang lain.
Karena sifat dengki pula seseorang kehilangan sikap obyektifnya, sehingga tidak mampu memberikan apresiasi atas keberhasilan orang lain.
Karena dengki pula seseorang gagal mengambil hikmah dan pelajaran dari orang lain, padalah Rasulullah SAW telah menyampaikan:
الكلمة الحكمة ضالة المؤمن حيثما وجدها فهو أحق بها
Artinya : ”Adapun hikmah itu barang hilangnya orang iman di mana dia menjumpai maka orang iman yang lebih berhak atas kalimat tersebut ”.Penyakit dengki dapat menjangkiti siapa saja, orang biasa, atau orang berkedudukan, bahkan yang menyandang kedudukan sebagai tokoh pun bisa dihinggapi penyakit dengki. Maka Rasulullah Saw mengingatkan:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Artinya : “ Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar “.Maasyiral muslimin Rahimakumullah
Hawa nafsu ini yang tidak terkendali dan yang selalu dituruti dapat menjatuhkan martabat manusia ke tempat yang paling hina, Allah berfirman:
ثُمَّ رَدَدۡنَٰهُ أَسۡفَلَ سَٰفِلِينَ
Artinya : “ Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) “,Bahkan di ayat lain Allah menyebut lebih hina dari binatang:
أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ
Artinya : “ Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai “. (QS. al-A’raf: 179)Memang manusia yang telah dikendalikan oleh hawa nafsunya bisa lebih ganas dari binatang buas sekalipun. Tidak ada binatang buas yang tega membunuh anaknya sendiri, tapi sekarang sering kita membaca berita, seorang ibu membuang bayinya sendiri ke tempat sampah, naudzubillahi min dzalik.
الله أكْبَرُ الله أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلله الْحَمْدُ
Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullahAllah telah menfasilitasi manusia satu bulan penuh yakni bulan Ramadhan dengan segala keistimewaannya agar manusia terdorong untuk melakukan pembersihan diri, menundukkan hawa nafsu, memotong kehendak hawa nafsu sehingga menjadi bersih kembali dan memperoleh predikat manusia yang bertaqwa. Tujuan puasa adalah “la’allkum tattaquun” supaya kalian bertaqwa. Dan taqwa lah yang mampu mempertahankan status kita sebagai makhluq yang mulia dalam arti seutuhnya. Sesuai dengan firman Allah:
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
Artinya : “ Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu “. (QS. Al-Hujurat: 13)Di bulan Ramadhan manusia dilatih untuk tidak berdusta. Tidak ada gunanya puasa jika seseorang masih berdusta. Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ (رواه البخاري)
Artinya : “ Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minumannya “.Manusia dilatih untuk menjadi orang jujur karena jujur adalah pangkal kebaikan. Sebaliknya kita dilatih untuk tidak berdusta, karena dusta adalah pangkal keburukan. Banyak kejahahatan yang ada saat ini modusnya adalah dusta. Orang hasud, bisa menjadi-jadi jika sudah berani berdusta. Sehingga menfitnah dan mengadu domba. Korupsi itu modusnya juga dusta yang diwujudkan dalam bentuk memalsu data.
Saudaraku Kaum Muslimin rahimakumullah
Betapa besar manfaat Ramadhan bagi umat manusia, karena itu pantas sekali bagi orang-orang yang beriman, Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Bahkan sabda Rasulullah Saw menyatakan:
لو يعلم الناس ما في هذا الشهر من الخيرات لتمنوا ان يكون رمضانُ السنة كلها
Artinya : “ Andai manusia mengetahui kebaikan-kebaikan yang dikandung di bulan Ramadhan ini, niscaya mereka akan selalu berharap agar sepanjang tahun menjadi Ramadhan semua ”. Kini kita telah berada di hari Idul Fitri, yang bermakna hari raya fitrah. Idul fitri juga bermakna kembali kepada fitrah, yakni kembalinya orang-orang yang berhasil menjalani pembersihan diri di bulan Ramadhan kepada fitrahnya yakni makhluq yang mulia. Karena itulah orang-orang yang berhasil melakukan pembersihan diri ini disebut al-aaiduun (orang-orang yang kembali ke fitrah) dan juga al-faaizuun (orang-orang yang beruntung atau orang-orang yang memperoleh kemenangan). Sehingga kita sering mengatakan min al-aaidiin al faaiziin.
Pasca Ramadhan yang harus kita lakukan adalah melestarikan nilai-nilai Ramadhan. Melestarikan nilai-nilai Ramadhan artinya memelihara ketaqwaan kita, yang tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari.
Intinya adalah istiqamah memelihara akhlak terpuji, seperti jujur, sabar, tawakkal, empati, ikhlash, dan peduli. Yang semuanya telah diajarkan untuk kita selama Ramadhan. Hal yang tidak kalah penting adalah disiplin dalam mengelola waktu. Dibulan puasa kita selalu disipin dalam berbuka dan makan sahur. Aktivitas kita selalu rutin dan tertib. Nah, ini yang perlu diteruskan.
Kedua, menjaga amal kita yang sudah mulai dibiasakan di bulan Ramadhan, seperti shalat berjama’ah dan bangun malam. Bangun malam yang biasa kita lakukan untuk makan sahur, pasca Ramadhan kita bangun malam untuk bertahajjut.
الله أكْبَرُ الله أكْبَرُ الله أكْبَرُ وَلله الْحَمْدُ
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah, di dalam kehidupan harian kita patut disadari, bahwa saat ini kita berada di suatu zaman yang sering kita namai dengan era global, juga era milenial. Jaman seperti ini juga disebut dengan zaman kontemporer. Zaman saat ini. Suka atau tidak suka, keadaan memaksa siapapun untuk masuk di dalamnya. Dalam kancah global hal yang tidak bisa dihindari adalah pertarungan kepentingan, yang termasuk di dalamnya pertarungan antara yang haq dan yang batil. Pertarungan antara kebenaran dengan hawa nafsu dan intrik-intrik.
Yang perlu diwaspadai, era global menjadi sarana penyebaran faham dan ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Faham liberal atau faham kebebasan memasuki bebagai aspek.
Liberalisasi sosial budaya yang melahirkan kebebasan berekspresi tanpa batasan memicu pergeseran nilai dan dekadensi moral. Pornografi, seks bebas dan penggunaan minuman keras serta obat terlarang menjadi trend baru. Pornografi kendati undang-undangnya telah disahkan di negara kita, kenyataannya masih jauh dari mampu untuk membendung betapa derasnya arus penyebaran pornografi. Efeknya, seks bebas dan prostitusi menemukan bentuk baru dengan model prostitusi menggunakan jalur online. Maka kita harus waspada jangan sampai keluarga kita, putra-putra kita terjebak dengan bahaya khusunya narkoba, pornografi dan seks bebas ini.
Oleh sebab itu, awasi putra-putri kita. Jangan biarkan mengakses pornografi yang bisa saja dengan mudah dilihat dengan menggunakan hand phone berteknologi android. Karena itu, orang tua jangan bangga dulu ketika bisa membelikan hand phone yang mahal pada putra-putrinya. Itu semua bisa menjadi bencana.
Yang lebih berbahaya lagi liberalisasi agama melahirkan berbagai tafsiran bebas terhadap agama khususnya Islam. Yang lebih menghawatirkan lagi, ternyata pengaruh liberalisasi agama sampai pada mempengaruhi cara memahami Islam. Belajar Islam yang semestinya menjadi pondasi malah dirusak dengan model liberal. Akibatnya, pendidikan Islam yang semestinya menghasilkan manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa, tetapi yang terjadi malah menciptakan orang-orang yang ragu pada ajaran agama. Rasululah Saw dalam sabdanya:
مَنِ اْزدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْدًا (قال العراقي أخرجه أبو منصور الديلمي في مسند الفردوس)
Artinya : “ Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tidak bertambah petunjuknya maka tidak bertambah dari sisi Allah kecuali jauhnya “. (HR. Al-Dailami)Menghadapi berbagai tantangan ini tidak ada cara lain kecuali dengan memperteguh keimanan dan ketaqwaan melalui penguatan ilmu dan amal yang benar. Pesan Allah Swt dalam Al-Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارا (التحريم : 6)
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka “. (QS. Al-Tahrim: 6)Para orang tua perlu waspada terhadap putra-putrinya jangan sampai tergerus oleh arus budaya yang merusak yang membonceng arus global ini seperti pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya. Para orang tua perlu tahu dan memilihkan pendidikan yang baik pada putra-putrinya jangan sampai tergerus oleh paham dan pemikiran yang sesat. Waspada dan hati-hati, menjadi kata kunci.
Akhirnya semoga Allah Swt selalu membimbing kita, untuk bisa memelihara semangat Ramadhan di hari-hari kita yang akan datang sebagai modal agar tidak tergerus oleh arus perubahan yang merusak.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ فَأَمَّا مَن طَغَىٰ وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا فَإِنَّ ٱلۡجَحِيمَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ المتقين وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اللهُ اَكْبَرْ (٩×)اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللهم صل وسلم وبارك عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ باحسان اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
وَقَالَ تَعاَلَى يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
وقال ايضا إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أَٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar