“ Bersihkan Jiwa Dengan Iman “
Oleh :
( KH. M. ZAINUDDIN HUSNI, SH., MH. )
Pengasuh PP. Tarbiyatul Qulub - Surabaya
Di Masjid Agung Asy-Syuhada` Pamekasan
Pada Tanggal 17 Juli 2015
Di Masjid Agung Asy-Syuhada` Pamekasan
Pada Tanggal 17 Juli 2015
الله اكبر ٣ x الله اكبر ٣ x الله اكبر ٣ xوَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلَا لَاإِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ أَيَّامَ اْلاَعْيَادِ
ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِينْ وَجَعَلَ فِيْ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً
وَسُرُوْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلْمُسْلِمِينَ عِيْدِ الْفِطْرِ بَعْدَ
صِيَامِ رَمَضَانَ, أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
لَهُ اْلمُلْكُ الْعَظِيْمُ الْاَكْبَرْ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحُمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعِ فِيْ الْمَحْشَرِ نَبِيِّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَرَ.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنَ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ وَطَاعَتِهِ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تِقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. الله اكبر ٣x ولله الحمد.
Ikhwanul
Muslimin wal Muslimat Shalat Idul Fitri Rahimakumullah !!!
Betapa
indahnya suasana dipagi hari ini, perasaan haru dan linangan air mata yang
tidak dapat terbendung ketika kita sama-sama bertakbir, bertahmid mengagungkan
nama-nama Allah SWT sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Karena kita dapat melaksanakan ibadah Puasa di Bulan Ramadhan sesuai dengan
bilangannya.
Dalam
Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah Ayat : 185.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة:١٨٥)
Artinya
: ( “ Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaknya kamu (juga)
mengagungkan Allah atas petunjuknya, yang diberikan kepadamu supaya kamu
bersyukur”.)
Serta
dalam Kitab Hadist Jaami’ul Ahadits Juz 41 halaman 341 Riwayat Imam Thabrani.
زَيِّنُو أَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْرِ (جامع الأحاديث جز
١٤ص١٤٣)
Artinya
: “ Hiasilah Hari Raya-mu dengan Takbir “.
Ini
semua adalah sebagai sarana didalam mengagungkan ALLAH dan membersihkan jiwa
kita yang kotor. Yang setiap saat debu kotoran masuk kedalam diri kita.
Alllahu
Akbar 3X
Ma’asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah !!!.
Saat
ini dan detik ini pula, sejenak marlah kita tanggalkan identitas, dan pangkat
dunia, kita gunakan pakaian yang dari Allah yaitu Keimanan dan Ketaqwaan,
ketulusan dan keikhlasan di Masjid Agung Asy-Syuhada’ Pamekasan ini pula kita
duduk bersimpuh, kita sujud bersama kepada ALLAH sehingga tiada beda antara
pengusaha dan karyawan, antara atasan dan bawahan, sipil dan militer, kaya dan
miskin, yang membedakan di sini adalah kejernihan dan kebersihan hatinya serta
ketaqwaannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا
لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ
وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ (الحجرات:١٣)
Artinya
: “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal “.(QS : Al-Hujuraat ayat 3).
Jadi
diantara kita tidak ada bedanya, apa yang mau dibanggakan kecuali Ketaqwaan dan Ketaatan Terhadap Agama
yang Benar. Kita sama-sama Makhluk AlLAH SWT yang di ciptakan dari segumpal
tanah dan akan kembali ke tanah.
Dalam
Firman Allah Surat Al-Hijir Ayat 26 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا
الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (الحجر:٢٦)
Artinya
: “ Dan sesungguhnya kami telah ciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
yang berasal dari Lumpur hitam yang diberi bentuk “.
Serta
dalam Kitab Sunan Bayhaqi Juz 10 Halaman 392 Riwayat Imam Buchari
“قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله غليه وسلم: كُلُّكُمْ بَنُوْ آدَمَ, وَآدَمُ خُلِقَ مِنْ
تُرَابٍ, لَيَنْتَهِيَنَّ قَوْمٌ يَفْخَرُوْنَ بِآ بَائِهِمْ” (سنن الكبرى جز ١٠ص ٣٩٢)
Rasulullah
Muhammad SAW bersabda : “ Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam
di ciptakan dari Tanah, hendaknya berhentilah suatu kaum yang
membangga-banggakan nenek moyangnya “.
Dengan
demikian hadirin kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakullah, sangatlah jelas kita
manusia pada dasarnya tercipta dari segumpal tanah dan akan kembali ke tanah
Alllahu
Akbar 3X Walillahilhamd
Ikhwanul
Muslimin wal Muslimat Shalat Idul Fitri Rahimakumullah !!!
Pada
saat kita bersimpuh di hadapan ALLAH seperti sekarang ni, kita teringat akan
perbuatan-perbuatan dan perilaku kita dan sudah betapa banyak manusia-manusia
yang telah kita kecewakan, yang telah kita remehkan dan yang telah kita
rendahkan, kita sellau mementingkan diri pribadi dan golongan, tidak perduli
orang lain terdholimi atau tidak.
Dasarkan
diri kita wahai kaum Muslimin dan Muslimat yang hadir pada pagi ini ? betapa
banyak kekhilafan dan kesalahan yang telah kita lakukan, pantaskah kita disebut
orang beriman ? layakkah kita di sebut orang yang taat agama ? terlebih lagi
yang paling dominan kemunafikan dan kesombongan demi kesombongan, betapa
malunya diri kita, merasa diri kita yang paling hebat layaknya Supermen adanya.
Dalam
Al-Qur’an Surat Al-Isra’ (37-38)
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ
مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاَ (٣٧)كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا(٣٧) (الاسراء :٣٧-٣٨)
Artinya
: “ Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesunggunya kamu sekalian-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat sangat dibenci
di sisi Tuhanmu. Sedangkan tujuan hidup kita dari segi kacamata Agama tidak ada
lain hanyalah beribadah dan beribadah “.
Firman
Allah dalam Surat Addzariyat Ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ
وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (الذاريات:٥٦)
Artinya
: “ Dan Allah menciptakan Jin dan Manusia tidak ada lain hanyalah untuk
beribadah kepada ALLAH “.
Agar
kita menentamkan kehidupan, agar bisa menyenangkan dan menyelamatkan alam dan
sekitarnya, dimana kita berada substansinya, serta apapun profesi kita, itulah
ibadah dari segi Agama dan Agama sebagai bekal hidup kita.
Dengan
ta’at pada Agama, Ibadah kita akan terarah. Dengan ta’at Agama, kita punya
polisi rohani dalam kehidupan kita, dan dengan ta’at Agama kita akan punya
moral dan etika serta perasaan dan perhatian pada orang lain di sekitar kita.
Bukan
justru sebaliknya, Agama hanya di jadikan kamu flase, Agama hanya untuk
menutupi aib dan kedok, serta kesalahan kita, Agama hanya seakan-akan untuk
menggugurkan kewajiban, namun tidak ada efek dan tidak membekas dalam
kehidupannya, padahal Agama adalah nasehat dan menasehati, sebagaimana Sabda
Rasulullah :
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ (رواه مسام)
Artinya
: “ Agama itu adalah Sehat “. (HR. Muslim)
Jadi sekiranya
kepingangan dalam kehidupan, berarti manusia yang salah, bukan ajaran atau
agamanya yang salah.
Alllahu Akbar 3X
Ma’asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah !!!.
Baru
saja kita di tinggalkan Bulan Suci Ramadhan, yang merupakan gemblengan khusus
dalam kehidupan kita.
Pertanyaannya,
Apakah gemblengan Bulan Suci Ramadhan, menjadikan kita lebih baik dari
sebelumnya ? lebih manfaat ? lebih insyaf dan lebih sadar ? sehingga kita makin
dekat dan rapat kepada Allah serta sendi-sendi Agama ataukah Sebaliknya ?
Jawabannya
hadirin sekalian, hanya diri kita sendiri yang tahu dan kenyataan yang akan
membuktikannya ?
Hadirin
Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah !!!
Oleh
karena itu ada beberapa pesan Ramadhan, yang harus kitang pegang teguh bersama
selaku ummat yang taat beragama, terutama Agama Islam karena INNADIINA
INDALLAHIL ISLAM.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ
اللَّهِ الإسْلامُ (ال عمران:١٩)
Artinya
: “ Agama yang di Ridhai ALLAH hanyalah Islam “.
Ada
pesan moral yang harus kita terapkan dalam kehidupan yaitu TAHDZIBUN NAFSI atau
kita selalu mawas diri dari nafsu yang akan menjerumuskan kita kedalam
kehinaan.
Di
dalam kitab Ihya’u Ulumiddin, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali berfatwa :
Bahwa
ada 4 sifat manusia yang terbawa semenjak lahir, di antaranya :
1.
Sifat manusia BAHIMIYYAH
(اَلْبَهِمِيَةُ)
atau sifat binatang, yang menghalalkan segala cara, tidak mempunyai rasa malu,
hanya untuk mencapai tujuan dan memuaskan nafsunya, inilah yang sering terjadi
pada diri kita, manusia dari zaman sampai sekarang ini. Padahal kita telah
digembleng dan diasah di Bulan Suci ramadhan satu bulan penuh agar kita bisa
menahan dan mengontrol serta mengendalikan segala macam bentuk nafsu terutama
NAFSU BIRAHI.
2.
Sifat manusai SABU’IYAH
(اَلسَّبُوعِيَةِ)
yaitu rakus, sifat buas, tidak pernah merasa puas, haknya orang lain di ambil,
jatahnya orang lain di kupas, halal haram tidak peduli serta sellau merasa
kurang puas dan kurang puas, dalam kehidupannya hanya penuh dengan ketamakan,
bahkan tidak memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbuat, seakan-akan
hanya dirinya yang paling hebat.
3.
Sifat SYAITHANIYAH
(اَلشَّيّطَنِيَةُ) yaitu sifat syetan yang tentu
tujuannya hanya bernafsu untuk menjatuhkan orang lain, bernafsu untuk
menjerumuskan orang lain, dengan segala cara untuk mendholimi, untuk
mencelakakan manusia serta masyarakat, bahkan ummat, bahkan hokum kadang kala
di perjualbelikan, bahkan yang sangat menonjol dalam sifat syaithaniyah ini
adalah IRI dan DENGKI sebagaimana yang pernah di lakukan oleh Iblis terhadap
nabi Adam AS, tidak ada kepedulian pada orang lain, tidak ada kepedulian pada
masyarakat dan rakyat, kemunafikan demi kemunafikan yang ada dalam kehidupan.
Tigas sifat manusia tersebut diatas
bilamana tidak dapat menetralkan dan tidak berusaha untuk menghentikan, di
manapun berada, dengan siapapun bergaul dan berkumpul, dan apapun profesinya,
Yudikatif maupun Legislatif maka tidak menutup kemungkinan, selalu membikin
keonaran dan merusak tatanan, inilah yang menghancurkan kehidupan masyarakat,
Negara dan Bangsa, lebih-lebih bilamana jadi Pemimpin ummat atau tokoh
Masyarakat, bahkan amalan dan ibadah yang di lakukan selama ini, sulit bisa
sampai kepada ALLAH SWT karena kotornya jiwa, sesuai Sabda Rasulullah SAW dari
Abi Sa’id :
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ قَالَ
رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَشَدُّ النَّاسَ عَذَابًا يَوْمَ الْقِبَامَةِ
إِمَامٌ جَائِرٌ (جَامِعُ الاحاديث جز ٤ ص٤ ٢٤)
Artinya : paling pedihnya siksaan
manusia di hari Kiamat yaitu pemimpin yang durhaka (tidak mengedepankan Agama)
bahkan do’anyapun akan tertolak. Karena do’a yang akan
diterima oleh ALLH SWT sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW diantaranya yang
diriwayatkan oleh Turmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban :
عَنْ اَبي هريرة قال: قال
رسول الله صل الله عليه وسلم : ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلاِمَامُ
الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (السنن الكبرى
للبيهقي جز ٣ ص ٣٤٥)
Artinya : “ Tiga golongan, Do’a mereka
tidak akan di tolak oleh ALLAH SWT. 1. Imam atau pemimpin yang adail. 2. Orang
yang berpuasa hingga berbuka. 3. Do’a orang yang terdholimi “.
Kalau tiga sifat manusia yang akan
mencelakakan dunia dan isinya maka juga ada satu sifat yang bisa menyelamatkan
kita dunia dan akhirat yaitu :
4.
Sifat
RUBUBIYAH (اَلرُّبُوْبِيَةُ) sifat mengedepankan keimanan dan ketaqwaan serta keta’atan,
ketahanan mental yang kuat tidak mudah rapuh dan tidak mudah goyah, punya
pendirian yang kuat dan kokoh serta berprilaku Al-Qur’an, bahkan walaupun
dirinya merasakan pahit sekalipun demi ummat dan masyarakat tetap akan di
terjang, serta tidak mudah terprovokasi, dan tidak mudah terpancing emosi,
kehidupannya yang ada hanyalah berupaya agar selalu bermanfaat bagi ummat dan
mayarakat, karena yang di nnati siang dan malam hanyalah maut dan maut KULLU
NAFSIN DZA’IQATUL MAUT (كُلُّ نَفْسٍ
ذَائِقَةُ الْمَوْتِ)
serta sifat RUBUBIYAH ini selalu memaklumi dan memaafkan tentang kekhilafan dan
kesalahan orang lain.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat
Ali-Imran Ayat 134 :
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (ال عمران:١٣۴)
Artinya : “ Dan orang-orang yang dapat
menahan amarahnya serta mema’afkan (kesalahan) orang lain. Maka Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan “.
Dan juga dalam Surat Al-Maidah Ayat 13
:
فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (المئدة:١٣)
Artinya : “ Maka maafkanlah mereka dan
biarkanlah mereka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suka berbuat
baik ”.
Karena
sadar bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan
hanyalah milik ALLAH semata. Kita memang tidak sempurna, namun yang ada pada
diri kita dengan gemblengan Ramadhan marilah kita sempurnakan.
KESIMPULAN DARI SEMUA : BAHWA MANUSIA TERCIPTA
DARI SEGUMPAL TANAH DAN AKAN KEMBALI KE TANAH ; PENUH DENGAN KOTORAN DEBU,
HANYA TA’AT TERHADAP AGAMA DAN IMAN YANG BENARLAH YANG BISA MEMBERSIHKAN JIWA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar