Search

Kamis, 16 Juli 2015

Khutbah Hari Raya Idul Fitri 1436 H / 2015 M

“ Bersihkan Jiwa Dengan Iman “
Oleh :
( KH. M. ZAINUDDIN HUSNI, SH., MH. )
Pengasuh PP. Tarbiyatul Qulub - Surabaya
Di Masjid Agung Asy-Syuhada` Pamekasan 
Pada Tanggal 17 Juli 2015

الله اكبر ٣  x الله اكبر ٣  x الله اكبر ٣  xوَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرَا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلَا لَاإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ اَكبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ أَيَّامَ اْلاَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِينْ وَجَعَلَ فِيْ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا وَاْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لِلْمُسْلِمِينَ عِيْدِ الْفِطْرِ بَعْدَ صِيَامِ رَمَضَانَ, أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ اْلمُلْكُ الْعَظِيْمُ الْاَكْبَرْ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعِ فِيْ الْمَحْشَرِ نَبِيِّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَرَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنَ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تِقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. الله اكبر ٣x ولله الحمد.
Ikhwanul Muslimin wal Muslimat Shalat Idul Fitri Rahimakumullah !!!
Betapa indahnya suasana dipagi hari ini, perasaan haru dan linangan air mata yang tidak dapat terbendung ketika kita sama-sama bertakbir, bertahmid mengagungkan nama-nama Allah SWT sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Karena kita dapat melaksanakan ibadah Puasa di Bulan Ramadhan sesuai dengan bilangannya.
Dalam Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah Ayat : 185.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  (البقرة:١٨٥)
Artinya : ( “ Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaknya kamu (juga) mengagungkan Allah atas petunjuknya, yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur”.)
Serta dalam Kitab Hadist Jaami’ul Ahadits Juz 41 halaman 341 Riwayat Imam Thabrani.
زَيِّنُو أَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْرِ (جامع الأحاديث جز ١٤ص١٤٣)
Artinya : “ Hiasilah Hari Raya-mu dengan Takbir “.
Ini semua adalah sebagai sarana didalam mengagungkan ALLAH dan membersihkan jiwa kita yang kotor. Yang setiap saat debu kotoran masuk kedalam diri kita.
Alllahu Akbar 3X
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah !!!.
Saat ini dan detik ini pula, sejenak marlah kita tanggalkan identitas, dan pangkat dunia, kita gunakan pakaian yang dari Allah yaitu Keimanan dan Ketaqwaan, ketulusan dan keikhlasan di Masjid Agung Asy-Syuhada’ Pamekasan ini pula kita duduk bersimpuh, kita sujud bersama kepada ALLAH sehingga tiada beda antara pengusaha dan karyawan, antara atasan dan bawahan, sipil dan militer, kaya dan miskin, yang membedakan di sini adalah kejernihan dan kebersihan hatinya serta ketaqwaannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ (الحجرات:١٣)
Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal “.(QS : Al-Hujuraat ayat 3).
Jadi diantara kita tidak ada bedanya, apa yang mau dibanggakan  kecuali Ketaqwaan dan Ketaatan Terhadap Agama yang Benar. Kita sama-sama Makhluk AlLAH SWT yang di ciptakan dari segumpal tanah dan akan kembali ke tanah.
Dalam Firman Allah Surat Al-Hijir Ayat 26 :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (الحجر:٢٦)
Artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah ciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering yang berasal dari Lumpur hitam yang diberi bentuk “.
Serta dalam Kitab Sunan Bayhaqi Juz 10 Halaman 392 Riwayat Imam Buchari
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله غليه وسلم: كُلُّكُمْ بَنُوْ آدَمَ, وَآدَمُ خُلِقَ مِنْ تُرَابٍ, لَيَنْتَهِيَنَّ قَوْمٌ يَفْخَرُوْنَ بِآ بَائِهِمْ (سنن الكبرى جز ١٠ص ٣٩٢)

Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “ Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam di ciptakan dari Tanah, hendaknya berhentilah suatu kaum yang membangga-banggakan nenek moyangnya “.
Dengan demikian hadirin kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakullah, sangatlah jelas kita manusia pada dasarnya tercipta dari segumpal tanah dan akan kembali ke tanah
Alllahu Akbar 3X Walillahilhamd
Ikhwanul Muslimin wal Muslimat Shalat Idul Fitri Rahimakumullah !!!
Pada saat kita bersimpuh di hadapan ALLAH seperti sekarang ni, kita teringat akan perbuatan-perbuatan dan perilaku kita dan sudah betapa banyak manusia-manusia yang telah kita kecewakan, yang telah kita remehkan dan yang telah kita rendahkan, kita sellau mementingkan diri pribadi dan golongan, tidak perduli orang lain terdholimi atau tidak.
Dasarkan diri kita wahai kaum Muslimin dan Muslimat yang hadir pada pagi ini ? betapa banyak kekhilafan dan kesalahan yang telah kita lakukan, pantaskah kita disebut orang beriman ? layakkah kita di sebut orang yang taat agama ? terlebih lagi yang paling dominan kemunafikan dan kesombongan demi kesombongan, betapa malunya diri kita, merasa diri kita yang paling hebat layaknya Supermen adanya.
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ (37-38)
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاَ (٣٧)كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا(٣٧)  (الاسراء :٣٧-٣٨)
Artinya : “ Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesunggunya kamu sekalian-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat sangat dibenci di sisi Tuhanmu. Sedangkan tujuan hidup kita dari segi kacamata Agama tidak ada lain hanyalah beribadah dan beribadah “.
Firman Allah dalam Surat Addzariyat Ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (الذاريات:٥٦)
Artinya : “ Dan Allah menciptakan Jin dan Manusia tidak ada lain hanyalah untuk beribadah kepada ALLAH “.
Agar kita menentamkan kehidupan, agar bisa menyenangkan dan menyelamatkan alam dan sekitarnya, dimana kita berada substansinya, serta apapun profesi kita, itulah ibadah dari segi Agama dan Agama sebagai bekal hidup kita.
Dengan ta’at pada Agama, Ibadah kita akan terarah. Dengan ta’at Agama, kita punya polisi rohani dalam kehidupan kita, dan dengan ta’at Agama kita akan punya moral dan etika serta perasaan dan perhatian pada orang lain di sekitar kita.
Bukan justru sebaliknya, Agama hanya di jadikan kamu flase, Agama hanya untuk menutupi aib dan kedok, serta kesalahan kita, Agama hanya seakan-akan untuk menggugurkan kewajiban, namun tidak ada efek dan tidak membekas dalam kehidupannya, padahal Agama adalah nasehat dan menasehati, sebagaimana Sabda Rasulullah :
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ (رواه مسام)
Artinya : “ Agama itu adalah Sehat “. (HR. Muslim)
  Jadi sekiranya kepingangan dalam kehidupan, berarti manusia yang salah, bukan ajaran atau agamanya yang salah.
 Alllahu Akbar 3X
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah !!!.
Baru saja kita di tinggalkan Bulan Suci Ramadhan, yang merupakan gemblengan khusus dalam kehidupan kita.
Pertanyaannya, Apakah gemblengan Bulan Suci Ramadhan, menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya ? lebih manfaat ? lebih insyaf dan lebih sadar ? sehingga kita makin dekat dan rapat kepada Allah serta sendi-sendi Agama ataukah Sebaliknya ?
Jawabannya hadirin sekalian, hanya diri kita sendiri yang tahu dan kenyataan yang akan membuktikannya ?
Hadirin Kaum Muslimin dan Muslimat Rahimakumullah !!!
Oleh karena itu ada beberapa pesan Ramadhan, yang harus kitang pegang teguh bersama selaku ummat yang taat beragama, terutama Agama Islam karena INNADIINA INDALLAHIL ISLAM.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ (ال عمران:١٩)
Artinya : “ Agama yang di Ridhai ALLAH hanyalah Islam “.
Ada pesan moral yang harus kita terapkan dalam kehidupan yaitu TAHDZIBUN NAFSI atau kita selalu mawas diri dari nafsu yang akan menjerumuskan kita kedalam kehinaan.
Di dalam kitab Ihya’u Ulumiddin, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali berfatwa :
Bahwa ada 4 sifat manusia yang terbawa semenjak lahir, di antaranya :
1.    Sifat manusia BAHIMIYYAH (اَلْبَهِمِيَةُ) atau sifat binatang, yang menghalalkan segala cara, tidak mempunyai rasa malu, hanya untuk mencapai tujuan dan memuaskan nafsunya, inilah yang sering terjadi pada diri kita, manusia dari zaman sampai sekarang ini. Padahal kita telah digembleng dan diasah di Bulan Suci ramadhan satu bulan penuh agar kita bisa menahan dan mengontrol serta mengendalikan segala macam bentuk nafsu terutama NAFSU BIRAHI.
2.    Sifat manusai SABU’IYAH (اَلسَّبُوعِيَةِ) yaitu rakus, sifat buas, tidak pernah merasa puas, haknya orang lain di ambil, jatahnya orang lain di kupas, halal haram tidak peduli serta sellau merasa kurang puas dan kurang puas, dalam kehidupannya hanya penuh dengan ketamakan, bahkan tidak memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbuat, seakan-akan hanya dirinya yang paling hebat.
3.    Sifat SYAITHANIYAH (اَلشَّيّطَنِيَةُ) yaitu sifat syetan yang tentu tujuannya hanya bernafsu untuk menjatuhkan orang lain, bernafsu untuk menjerumuskan orang lain, dengan segala cara untuk mendholimi, untuk mencelakakan manusia serta masyarakat, bahkan ummat, bahkan hokum kadang kala di perjualbelikan, bahkan yang sangat menonjol dalam sifat syaithaniyah ini adalah IRI dan DENGKI sebagaimana yang pernah di lakukan oleh Iblis terhadap nabi Adam AS, tidak ada kepedulian pada orang lain, tidak ada kepedulian pada masyarakat dan rakyat, kemunafikan demi kemunafikan yang ada dalam kehidupan.
Tigas sifat manusia tersebut diatas bilamana tidak dapat menetralkan dan tidak berusaha untuk menghentikan, di manapun berada, dengan siapapun bergaul dan berkumpul, dan apapun profesinya, Yudikatif maupun Legislatif maka tidak menutup kemungkinan, selalu membikin keonaran dan merusak tatanan, inilah yang menghancurkan kehidupan masyarakat, Negara dan Bangsa, lebih-lebih bilamana jadi Pemimpin ummat atau tokoh Masyarakat, bahkan amalan dan ibadah yang di lakukan selama ini, sulit bisa sampai kepada ALLAH SWT karena kotornya jiwa, sesuai Sabda Rasulullah SAW dari Abi Sa’id :
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَشَدُّ النَّاسَ عَذَابًا يَوْمَ الْقِبَامَةِ إِمَامٌ جَائِرٌ (جَامِعُ الاحاديث جز ٤ ص٤ ٢٤)
Artinya : paling pedihnya siksaan manusia di hari Kiamat yaitu pemimpin yang durhaka (tidak mengedepankan Agama) bahkan do’anyapun akan tertolak. Karena do’a yang akan diterima oleh ALLH SWT sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW diantaranya yang diriwayatkan oleh Turmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban :
عَنْ اَبي هريرة قال: قال رسول الله صل الله عليه وسلم : ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلاِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (السنن الكبرى للبيهقي جز ٣ ص ٣٤٥)
Artinya : “ Tiga golongan, Do’a mereka tidak akan di tolak oleh ALLAH SWT. 1. Imam atau pemimpin yang adail. 2. Orang yang berpuasa hingga berbuka. 3. Do’a orang yang terdholimi “.
Kalau tiga sifat manusia yang akan mencelakakan dunia dan isinya maka juga ada satu sifat yang bisa menyelamatkan kita dunia dan akhirat yaitu :   
4.    Sifat RUBUBIYAH (اَلرُّبُوْبِيَةُ) sifat mengedepankan keimanan dan ketaqwaan serta keta’atan, ketahanan mental yang kuat tidak mudah rapuh dan tidak mudah goyah, punya pendirian yang kuat dan kokoh serta berprilaku Al-Qur’an, bahkan walaupun dirinya merasakan pahit sekalipun demi ummat dan masyarakat tetap akan di terjang, serta tidak mudah terprovokasi, dan tidak mudah terpancing emosi, kehidupannya yang ada hanyalah berupaya agar selalu bermanfaat bagi ummat dan mayarakat, karena yang di nnati siang dan malam hanyalah maut dan maut KULLU NAFSIN DZA’IQATUL MAUT (كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ) serta sifat RUBUBIYAH ini selalu memaklumi dan memaafkan tentang kekhilafan dan kesalahan orang lain.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran Ayat 134 :
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (ال عمران:١٣۴)
Artinya : “ Dan orang-orang yang dapat menahan amarahnya serta mema’afkan (kesalahan) orang lain. Maka Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan “.
Dan juga dalam Surat Al-Maidah Ayat 13 :
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (المئدة:١٣)
Artinya : “ Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang suka berbuat baik ”.
Karena sadar bahwa di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik ALLAH semata. Kita memang tidak sempurna, namun yang ada pada diri kita dengan gemblengan Ramadhan marilah kita sempurnakan.

KESIMPULAN DARI SEMUA : BAHWA MANUSIA TERCIPTA DARI SEGUMPAL TANAH DAN AKAN KEMBALI KE TANAH ; PENUH DENGAN KOTORAN DEBU, HANYA TA’AT TERHADAP AGAMA DAN IMAN YANG BENARLAH YANG BISA MEMBERSIHKAN JIWA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar